Sabtu, 12 September 2015

Dari Sumatera Hingga Papua akan Dibangun 4.000 Km Rel KA, Butuh Rp 120 T

Masing-masing pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua akan dibangun jaringan rel kereta 1.000 Km. Sehingga totalnya akan ada 4.000 Km dibangun selama 5 tahun, dengan kebutuhan anggaran Rp 120 triliun.

"Kami sekarang sedang putar otak bagaimana mempercepat semua proses pembangunan infrastruktur KA sebanyak 1.000 Km masing-masing di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua," ujar Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko ditemui di Kantornya, Senin (15/12/2014).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta Kementerian Perhubungan menghitung berapa dana yang dibutuhkan untuk membangun total sekitar 4.000 Km rel KA.

"Dananya pasti ada yakni dari penghematan BBM subsidi, tahun depan sekitar ratusan triliun dari penghematan itu salah satunya dialokasikan ke proyek ini," ucapnya.

Hermanto mengatakan, proyek ini diproyeksikan akan selesai dalam 5 tahun ke depan. Namun yang jadi masalah sebagian besar proyek KA Trans Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua belum seluruhnya menyelesaikan feasibility study (FS).

Ia mengatakan untuk membangun rel di masing-masing pulau berbeda-beda seperti di Kalimantan banyak lahan gambut, sehingga harus dibangun layang karena bila langsung gunakan dasar tanah jalurnya pasti amblas.

"Tidak mudah juga membangun jalur KA di daerah-daerah tersebut karena kebanyakan hutan beda sama di Jawa, pengalaman juga dibutuhkan, terakhir tenaganya juga 1.000 Km itu masing-masing daerah itu banyak, kita saja di Ditjen Perkeretaapian hanya ada 500-an orang," jelasnya.

Ia mengungkapkan untuk pembangunan proyek KA ini selama lima tahun hanya membutuhkan dana kurang dari Rp 100-120 triliun.

"Hitungan saya sih nggak sampai Rp 100-120 triliun ya untuk 5 tahun, apalagi pemerintah bisa hemat anggaran subsidi setahun saja ratusan triliun. Karena untuk 1 Km rel KA dibutuhkan biaya Rp 30 miliar," tutupnya.
sumber ; http://finance.detik.com/read/2014/12/15/182724/2778044/4/dari-sumatera-hingga-papua-akan-dibangun-4000-km-rel-ka-butuh-rp-120-t
 

Pelabuhan Kapal Pesiar Marina Boom di Banyuwangi Mulai Dibangun







Pelabuhan Kapal Pesiar Marina Boom di Banyuwangi Mulai Dibangun
PT Pelindo III (Persero) memulai pengembangan kawasan Marina Boom Banyuwangi beserta segala fasilitas pendukung untuk yacht (kapal layar ringan). Marina Boom Banyuwangi diproyeksikan sebagai dermaga terintegrasi dengan Pelabuhan Benoa di Bali dan Labuhan Bajo di NTT.

Pelindo III melalui anak usahanya, yaitu PT Pelindo Properti Indonesia siapkan anggaran total sebesar Rp 550 miliar bagi pengembangan wisata bahari Indonesia tersebut.

Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto menjelaskan, dermaga sandar kapal pesiar ini direncanakan mampu menampung 150 kapal pesiar. Marina Boom ke depan juga akan dihubungkan ke lokasi lain yang potensial, seperti Karimunjawa, Lombok, dan Tenau Kupang.

Lompatan strategi ini juga mendukung upaya Pemkab Banyuwangi yang kini sedang getol mempromosikan banyak destinasi wisata menarik seperti blue fire di Kawah Ijen, kite surfing di Pulau Tabuhan, menantangnya ombak Pantai Plengkung, kearifan budaya Osing, indahnya alam Alas Purwo, dan aneka destinasi lainnya.

"Pengembangan infrastruktur wisata bahari yang terintegrasi akan mengoptimalkan potensi rute pelayaran di Indonesia. Tidak hanya profit bagi pengelola namun juga memantik pengembangan kawasan dan kreativitas warga, sehingga memiliki economic value untuk peningkatan perekonomian masyarakat sekitar," ungkap Djarwo Surjanto usai peresmian Marina Boom, Sabtu (12/9/2015).

Kawasan Marina Boom Banyuwangi dibangun di area seluas 44,2 hektar, dengan konsep berbasis kearifan lokal dan ramah lingkungan. Pembangunan kompleks marina modern yang dibangun akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti zona marina, zona residensial, dan zona rekreasi.

Proyek ini akan dibangun bertahap pada 2016 dan ditargetkan selesai 2017 mendatang. Sehingga pada tahun tersebut direncanakan Marina Boom Banyuwangi dapat beroperasi dan menjadi tuan rumah event Fremantle to Indonesia Yacht Race dan Rally yang berlayar dari Australia dan finish di Marina Boom Banyuwangi.

"Marina Boom Banyuwangi diharapkan menjadi bagian dari jaringan marina dunia sekaligus untuk mempromosikan wisata bahari Indonesia di dunia internasional," ujarnya optimis.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menambahkan, Marina Boom Banyuwangi diharapkan bisa menjadi bagian pembangunan ekonomi kerakyatan. Selain itu bisa tetap mempertahankan warisan sejarah seperti bangunan kuno peninggalan zaman VOC.

"Pembangunan Marina Boom kami harap bisa mendukung peningkatan perekonomian rakyat dan peninggalan sejarah yang berada di kawasan ini tetap terjaga dan jadi daya dukung penarik wisata berbasis eco tourism," pungkasnya.
sumber : http://finance.detik.com/read/2015/09/13/092646/3017338/4/pelabuhan-kapal-pesiar-marina-boom-di-banyuwangi-mulai-dibangun?f9911013