Kamis, 10 Desember 2015

Ini Peta 6 Rute 'Tol Laut' Jokowi

Ini Peta 6 Rute 'Tol Laut' Jokowi


Ini Peta 6 Rute Tol Laut Jokowi Ilustrasi (Foto: dok. detikFinance)
Jakarta -Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meluncurkan 6 trayek angkutan laut berjadwal atau familiar disebut 'tol laut' gagasan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dengan beroperasinya 6 trayek ini, Kemenhub akan membiayai operasional kapal pembawa barang yang berlayar secara terjadwal. Trayek ini akan menghubungkan pelabuhan besar dan kecil di penjuru negeri.

Berikut ini gambaran lengkapnya disajikan dalam infografis, Senin (2/11/2015









sumber : http://finance.detik.com/read/2015/11/02/132755/3059614/4/ini-peta-6-rute-tol-laut-jokowi





















































Tiba di Priok, Ini Penampakan Kapal 'Tol Laut' Khusus Sapi

Tiba di Priok, Ini Penampakan Kapal 'Tol Laut' Khusus Sapi


Tiba di Priok, Ini Penampakan Kapal Tol Laut Khusus Sapi
Jakarta -Kapal KM Camara Nusantara I akhirnya tiba di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara, setelah bertolak dari Pelabuhan Tenau, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kapal khusus pengangkut ternak sapi pertama Indonesia ini, berangkat pada pukul 01.00 WITA pada 6 Desember 2015. Sesuai dengan perkiraan, kapal berkapasitas 500 ternak sapi ini tiba pagi hari ini (11/12/2015) atau 5 hari perjalanan.



"Tadi pagi ini baru sampai," kata petugas kapal yang tak mau disebutkan namanya, Jumat (11/12/2015)

Dari pantaun detikFinance, terlihat sapi-sapi asal NTT masih di dalam kapal. Kerumunan sapi yang menempati kapal tak terlihat penuh mengisi kapal.

"Yang dibawa 353 ekor," jelas petugas tersebut.

Rencananya, sore ini Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman hingga dari pihak Kementerian Perhubungan selaku pemilik kapal akan meresmikan tibanya kapal KM Camara Nusantara I.

Kapal ini merupakan bagian dari konsep 'tol laut' atau angkutan kapal berjadwal yang digagas pemerintahan Presiden Jokowi. Penggunaan kapal khusus sapi ini banyak manfaatnya antara lain memangkas biaya angkut sampai 80%, menjaga bobot sapi tetap stabil bahkan bertambah, karena kondisi kapal yang layak.




sumber ; http://finance.detik.com/read/2015/12/11/131106/3093370/4/tiba-di-priok-ini-penampakan-kapal-tol-laut-khusus-sapi?f9911023

Sabtu, 12 September 2015

Dari Sumatera Hingga Papua akan Dibangun 4.000 Km Rel KA, Butuh Rp 120 T

Masing-masing pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua akan dibangun jaringan rel kereta 1.000 Km. Sehingga totalnya akan ada 4.000 Km dibangun selama 5 tahun, dengan kebutuhan anggaran Rp 120 triliun.

"Kami sekarang sedang putar otak bagaimana mempercepat semua proses pembangunan infrastruktur KA sebanyak 1.000 Km masing-masing di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua," ujar Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko ditemui di Kantornya, Senin (15/12/2014).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta Kementerian Perhubungan menghitung berapa dana yang dibutuhkan untuk membangun total sekitar 4.000 Km rel KA.

"Dananya pasti ada yakni dari penghematan BBM subsidi, tahun depan sekitar ratusan triliun dari penghematan itu salah satunya dialokasikan ke proyek ini," ucapnya.

Hermanto mengatakan, proyek ini diproyeksikan akan selesai dalam 5 tahun ke depan. Namun yang jadi masalah sebagian besar proyek KA Trans Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua belum seluruhnya menyelesaikan feasibility study (FS).

Ia mengatakan untuk membangun rel di masing-masing pulau berbeda-beda seperti di Kalimantan banyak lahan gambut, sehingga harus dibangun layang karena bila langsung gunakan dasar tanah jalurnya pasti amblas.

"Tidak mudah juga membangun jalur KA di daerah-daerah tersebut karena kebanyakan hutan beda sama di Jawa, pengalaman juga dibutuhkan, terakhir tenaganya juga 1.000 Km itu masing-masing daerah itu banyak, kita saja di Ditjen Perkeretaapian hanya ada 500-an orang," jelasnya.

Ia mengungkapkan untuk pembangunan proyek KA ini selama lima tahun hanya membutuhkan dana kurang dari Rp 100-120 triliun.

"Hitungan saya sih nggak sampai Rp 100-120 triliun ya untuk 5 tahun, apalagi pemerintah bisa hemat anggaran subsidi setahun saja ratusan triliun. Karena untuk 1 Km rel KA dibutuhkan biaya Rp 30 miliar," tutupnya.
sumber ; http://finance.detik.com/read/2014/12/15/182724/2778044/4/dari-sumatera-hingga-papua-akan-dibangun-4000-km-rel-ka-butuh-rp-120-t
 

Pelabuhan Kapal Pesiar Marina Boom di Banyuwangi Mulai Dibangun







Pelabuhan Kapal Pesiar Marina Boom di Banyuwangi Mulai Dibangun
PT Pelindo III (Persero) memulai pengembangan kawasan Marina Boom Banyuwangi beserta segala fasilitas pendukung untuk yacht (kapal layar ringan). Marina Boom Banyuwangi diproyeksikan sebagai dermaga terintegrasi dengan Pelabuhan Benoa di Bali dan Labuhan Bajo di NTT.

Pelindo III melalui anak usahanya, yaitu PT Pelindo Properti Indonesia siapkan anggaran total sebesar Rp 550 miliar bagi pengembangan wisata bahari Indonesia tersebut.

Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto menjelaskan, dermaga sandar kapal pesiar ini direncanakan mampu menampung 150 kapal pesiar. Marina Boom ke depan juga akan dihubungkan ke lokasi lain yang potensial, seperti Karimunjawa, Lombok, dan Tenau Kupang.

Lompatan strategi ini juga mendukung upaya Pemkab Banyuwangi yang kini sedang getol mempromosikan banyak destinasi wisata menarik seperti blue fire di Kawah Ijen, kite surfing di Pulau Tabuhan, menantangnya ombak Pantai Plengkung, kearifan budaya Osing, indahnya alam Alas Purwo, dan aneka destinasi lainnya.

"Pengembangan infrastruktur wisata bahari yang terintegrasi akan mengoptimalkan potensi rute pelayaran di Indonesia. Tidak hanya profit bagi pengelola namun juga memantik pengembangan kawasan dan kreativitas warga, sehingga memiliki economic value untuk peningkatan perekonomian masyarakat sekitar," ungkap Djarwo Surjanto usai peresmian Marina Boom, Sabtu (12/9/2015).

Kawasan Marina Boom Banyuwangi dibangun di area seluas 44,2 hektar, dengan konsep berbasis kearifan lokal dan ramah lingkungan. Pembangunan kompleks marina modern yang dibangun akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti zona marina, zona residensial, dan zona rekreasi.

Proyek ini akan dibangun bertahap pada 2016 dan ditargetkan selesai 2017 mendatang. Sehingga pada tahun tersebut direncanakan Marina Boom Banyuwangi dapat beroperasi dan menjadi tuan rumah event Fremantle to Indonesia Yacht Race dan Rally yang berlayar dari Australia dan finish di Marina Boom Banyuwangi.

"Marina Boom Banyuwangi diharapkan menjadi bagian dari jaringan marina dunia sekaligus untuk mempromosikan wisata bahari Indonesia di dunia internasional," ujarnya optimis.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menambahkan, Marina Boom Banyuwangi diharapkan bisa menjadi bagian pembangunan ekonomi kerakyatan. Selain itu bisa tetap mempertahankan warisan sejarah seperti bangunan kuno peninggalan zaman VOC.

"Pembangunan Marina Boom kami harap bisa mendukung peningkatan perekonomian rakyat dan peninggalan sejarah yang berada di kawasan ini tetap terjaga dan jadi daya dukung penarik wisata berbasis eco tourism," pungkasnya.
sumber : http://finance.detik.com/read/2015/09/13/092646/3017338/4/pelabuhan-kapal-pesiar-marina-boom-di-banyuwangi-mulai-dibangun?f9911013

Sabtu, 22 Agustus 2015

Pasca Kesalnya Jokowi di Priok, Jonan dan Gobel Merapat ke Kantor Indroyono

Menteri Koordinator Bidang Maritim Indroyono Soesilo siang hari ini menggelar rapat koordinasi dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan di Gedung BPPT, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Rapat ini juga dihadiri oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel, jajaran Bea Cukai Kementerian Keuangan.

Tujuan Indroyono menggelar rapat koordinasi ini untuk mencari solusi dari persoalan proses panjangnya rangkaian bongkar muat barang hingga barang keluar dari pelabuhan atau dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub JA. Barata menjelaskan pihaknya bakal hadir memenuhi undangan Menko Maritim pada pukul 12.30 WIB. Siang ini Menhub Jonan sudah terlihat hadir di lokasi acara.

"Nanti kita hadir. Kemungkinan yang hadir dari Perhubungan Laut," kata Barata kepada detikFinance Kamis (18/6/2015).

Rapat ini merupakan Lanjutan dari pertemuan membahas dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok kemarin. Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang sempat kesal dengan kenyataan soal proses dwelling time yang lama.

Kemarin, Presiden Joko Widodo sempat sidak ke Pelabuhan Tanjung Priok, di sini Jokowi sempat kesal karena proses dwelling time di Tanjung Priok masih lelet sampai rata-rata 5,5 hari. Mantan Wali Kota Solo tersebut mengancam mencopot pejabat hingga menteri yang bertanggung jawab dalam proses dwelling time di pelabuhan.
sumber : http://finance.detik.com/read/2015/06/18/122143/2945799/4/pasca-kesalnya-jokowi-di-priok-jonan-dan-gobel-merapat-ke-kantor-indroyono

Jokowi Sidak ke Tanjung Priok

Memasuki bulan Ramadan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan blusukan ke Kantor Pelayanan Terpadu Terminal Penumpang Nusantara Pura Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara untuk peninjauan. Langkah ini untuk mengantisipasi dan melihat infrastruktur jelang mudik Lebaran tahun ini agar lancar.
Jokowi bakal ditemani oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Indroyono dan jajaran direksi PT Pelni (Persero).
Menurut rencana, Jokowi akan melakukan peninjauan pada pukul 10.30 WIB. Sebelumnya, pagi tadi pada pukul 09.00 WIB Jokowi menerima Pengurus Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) dan pada pukul 09.30 WIB menerima Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) di Istana Merdeka.
Setelah melakukan peninjauan Kantor Pelayanan Terpadu Terminal Penumpang Nusantara Pura Pelabuhan Tanjung Priok, Jokowi akan memimpin Sidang Tim Penilai Akhir (TPA) pada pukul 14.00 WIB.
Kemudian akan dilanjutkan memimpin Rapat Terbatas (Ratas) dengan membahas Kredit Usaha Mikro dan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada pukul 15.00 WIB.
Kegiatan Jokowi akan diakhiri dengan Shalat Tarawih pada pukul 19.00 WIB di Masjid Istiqlal.
Seperti yang diketahui, jelang memasuki bulan suci Ramadan yang tinggal menghitung hari, ada beberapa hal yang akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Yang pertama, memastikan dan memonitor harga-harga di pasar selama Ramadan.
“Agar di satu sisi tidak menyusahkan masyarakat tetapi di sisi lain, setahun sekali membuat petani dan nelayan mendapat penghasilan lebih karena ada peningkatan dari harga pangan,” papar Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.
Kedua, Presiden Jokowi akan memperhatikan infrastruktur jalan terutama di Pulau Jawa agar pelaksanaan Lebaran Idul Fitri dan pelaksanaan mudik berjalan lancar.
“Kita berupaya supaya jumlah kecelakaan kendaraan bermotor selama masa mudik turun drastis,” tegas Andi seraya menyebutkan, musim mudik ini akan dipantau terus menerus, baik di darat, laut maupun udara.
Selain kedua hal itu, lanjut Andi mengatakan, Presiden Jokowi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dan para menteri akan memperhatikan perkembangan ekonomi makro agar Rupiah tidak terus turun.
sumber : http://economy.okezone.com/read/2015/06/17/320/1166701/jokowi-sidak-ke-terminal-penumpang-tanjung-priok

Kronologi Kasus Dwelling Time, yang Jadikan Dirjen Tersangka

Lamanya waktu bongkar muat peti kemas (dwelling time) di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) murka. Pasalnya, sejak kunjungan pertama di pelabuhan tersebut hingga kunjungan kedua, belum ada perbaikan waktu bongkar muat.

Jokowi pun mengancam akan mencopot para pejabat yang terlibat dalam operasional bongkar muat jika memang tak mampu memperbaiki waktu bongkar muat peti kemas tersebut. "Kalau bertanya tidak ada jawabannya ya saya akan cari dengan cara saya. Kalau sudah sulit, bisa saja dirjen saya copot, bisa saja pelaku di lapangan saya copot, bisa saja menteri yang saya copot, pasti kalau itu," ungkap Jokowi dengan tegas saat sidak di Tanjung Priok pada 17 Juni 2015.

Lembaga dan instansi yang terkait dengan praktik dwelling time pun langsung saling lempar tanggung jawab. Mulai dari Pelindo II, Kementerian Perdagangan, Bea Cukai, dan beberapa lainnya tak ingin disalahkan. Sebagian besar merasa tidak menjadi penyebab lamanya proses bongkar barang di Tanjung Priok.

Terakhir, kasus yang mencuat adalah adanya praktik suap alias gratifikasi yang melibatkan banyak kementerian. Polda Metro Jaya telah menetapkan tersangka dalam kasus tersebut, tidak menutup kemungkinan jumlah tersangka akan terus berkembang seiring berjalannya penyelidikan.

Lengkapnya, berikut kronologi kasus Dweling Time:

23 September 2014: Jokowi Perintahkan Waktu Bongkar Muat di Pelabuhan Dipersingkat


Presiden Jokowi mengunjungi Pelabuhan Tanjung Priok untuk meninjau proses pembangunan dan perluasan pelabuhan sebagai implementasi dari program Tol Laut. Dalam kunjungan tersebut jokowi meminta agar lembaga dan instansi yang terkait bisa mempersingkat waktu bongkar muat kontainer dari yang selama ini di kisaran 5,5 hari menjadi 4,7 hari.

2 Maret 2015: Rapat Koordinasi Membahas Dwelling Time
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo menggelar rapat koordinasi bersama beberapa menteri lain untuk membahas dwelling time. Dikatakannya, ada 18 kementerian yang siap untuk menurunkan waktu menjadi 4,7 hari.

Untuk pre clearance custom, Indroyono menjelaskan, akan berkaitan dengan Kementerian Perdagangan, BPOM, dan Badan Karantina. Ketiga instansi ini sepakat bahwa proses pre clearance custom hanya selama 2,7 hari.

Harapannya di Bea Cukai proses hanya berlangsung setengah hari. Sedangkan untuk post clearance custom sekitar satu setengah hari. "Jadi harapannya dwelling time bisa mencapai 4,7 hari. Sekarang ini masih sekitar 8 hari. Jadi kita coba turunkan," jelas dia.

17 Juni 2015: Jokowi Murka Dwelling Time Masih Lama
Presiden Jokowi Kembali ke Pelabuhan Tanjung Priok dalam rangka inspeksi mendadak (sidak) proses dwelling time. Dalam sidak ini Jokowi marah besar karena sudah lebih dari 6 bulan belum ada perubahan waktu bongkar muat.

"Siapa yang paling lama instansi urusan izin? Pasti ada yang paling lama, tidak percaya saya. Masih ada yang terlama instansi mana itu yang saya kejar, coba cek," kata Presiden Jokowi.
20 Juni 2015: Menteri Rini Beri Klarifikasi Soal Masalah Dwelling Time
Menteri BUMN Rini Soemarno menjelaskan, pelabuhan barang memang bertanggung jawab untuk melaksanakan bongkar muat barang. Begitu juga dengan pelabuhan penumpang yang bertanggung jawab mengurus penumpang turun-naik.

Diterangkan Rini, kendala penumpukan barang di pelabuhan justru sering kali bukan karena lamanya proses bongkar muat. Melainkan berbagai dokumen yang harus diurus pemilik barang untuk mengeluarkan barangnya ke luar pelabuhan.

22 Juni 2015: Pelindo II Hanya Memfasilitasi Ruangan
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II), RJ Lino, menilai pihaknya selama ini telah memberikan fasilitas yang baik kepada 8 instansi yang berwenang dalam dwelling time, namun faktanya, tidak ada koordinasi antar tiap instasi tersebut.

Karena itu, ia mengelak bila instansi yang ia pimpin menjadi satu-satunya yang dipermasalahkan dalam lambatnya dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok. Ia pun menegaskan‎ PT Pelindo II hanya sebagai penjamin fasilitas dan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok.

23 Juni 2015 : Bea Cukai Ungkap Biang Kerok Leletnya Bongkar Muat di Pelabuhan
Direktorat Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengindentifikasi penyebab lamanya waktu bongkar muat atau dwelling time di pelabuhan. Salah satunya karena murahnya ongkos timbun di pelabuhan.

Plt Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Supraptono, mengatakan, murahnya ongkos membuat pengusaha memilih untuk menginapkan barang di pelabuhan. Selain itu, menginap di pelabuhan dirasa lebih aman. 
28 Juli 2015: Polisi Geledah Kantor Kementerian Perdagangan
Tim Gabungan Direktorat Reserse Kriminal Umum dan Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menggeledah lantai 9 Gedung Kementerian Perdagangan di Jalan Muhammad Ridwan Rais Nomor 5, Jakarta Pusat. Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Kombes Pol Mudjiono membawa serta personel Subdit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Diduga kepolisian sedang menyelidiki kasus korupsi terkait proses dwelling time yang terjadi di tubuh kementerian pimpinan Rahmat Gobel tersebut.

"Benar (ada penggeledahan)," kata Kasubdit Tipikor AKBP Ajie Indra ketika dihubungi di Jakarta, Selasa (28/7/2015). Dalam penggeledahan tersebut polisi membawa 1 kotak kardus besar dan printer dari gedung Kemendag. Barang-barang tersebut langsung dibawa ke sebuah mobil yang diparkir di halaman kementerian tersebut.

28 Juli 2015: Ada Lintingan Ganja di Meja Staf Kemendag

Di tengah penggeledahan ruang kerja Ditjen Perdagangan Luar Negeri (Daglu) Kementerian Perdagangan (Kemendag), polisi menemukan lintingan ganja kering di meja seorang staf berinisial B. Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan, B menyamarkan ganja ke dalam bungkus rokok dan membungkus lagi dengan kertas koran. "Barang buktinya sudah diserahkan ke Direktorat Narkotika," ujar Krishna.

Krishna mengatakan, penyidikan kasus narkotika ini dan barang bukti diserahkan ke Direktorat Reserse Narkotika Polda Metro Jaya, karena tidak ada kaitannya dengan kasus di Kemendag yang disidik. "Itu (penemuan ganja) tidak ada hubungannya dengan kasus dwelling time, jadi langsung ditangani Dit Narkotika," jelas Krishna.

29 Juli 2015: Kementerian Perdagangan Bantah Penggeledahan Terkait Dwelling Time
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut penggeledahan atau pemeriksaan kantor Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri (Ditjen Daglu) dan Direktorat Impor bukan karena kasus korupsi bongkar muat kapal di pelabuhan.

Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendag, Karyanto Suprih mengungkapkan, surat penggeledahan yang datang dari Kepolisian Daerah Metro Jaya bukan karena dugaan korupsi dwelling time.

"Dwelling time saya tidak pernah dengar. Di surat pemeriksaan cuma ada penggeledahan dalam rangka pemeriksaan ini (tidak menyebut detail). Karena ada surat perintah, kami ikut saja," tegas dia di kantornya, Jakarta, Rabu (29/7/2015).

Karyanto juga menyebutkan, Kemendag telah menon-aktifkan alias membebastugaskan empat pejabat, terdiri dari Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Eselon II, Eselon III dan Eselon IV. Pejabat tersebut diakunya, sedang fokus menjalani pemeriksaan oleh polisi.

29 Juli 2015: Pejabat Kemendag Jadi Tersangka Kasus Suap Dwelling Time

Polda Metro Jaya menetapkan 3 orang sebagai tersangka kasus dugaan gratifikasi dan penyuapan di Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan terkait dwelling time. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian mengatakan, 3 tersangka yaitu seorang Kasubdit Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri (Dirjen Daglu) berinisial I, Pekerja Harian Lepas Dirjen Daglu (PHL) berinisial MU, dan seorang broker berinisial N.

"Kita cek rekening mereka dan nilai (uang)-nya miliaran. Oh ya, Kasubdit sudah jadi tersangka," jelas Tito dia. 3 tersangka terindikasi melakukan gratifikasi, penyuapan, dan upaya pemerasan terhadap para pengusaha yang mengurus izin bongkar muatan barangnya.

29 Juli 2015: Dirjen Daglu Nonaktif Jadi Tersangka Kasus Dwelling Time

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri (Dirjen Daglu) yang baru dinonaktifkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Partogi Pangaribuan ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi dalam kasus dugaan suap proses 'dwelling time' peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Penyidik menilai peningkatan status Partogi dari saksi menjadi tersangka layak dilakukan berdasarkan sinkronisasi alat bukti serta keterangan saksi.

"Penyidik menyimpulkan saudara PP (Partogi Pangaribuan) ditetapkan sebagai tersangka dengan alat bukti yang sangat cukup. Yaitu keterangan saksi dan sinkroisasi dari alat bukti yang disita oleh penyidik Satgas Khusus Polda Metro Jaya," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (30/7/2015) malam.

30 Juli 2015: Dirjen Daglu Kemendag Diperiksa Intensif Polda Metro Terkait Dwelling Time
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri (Daglu) Kementerian Perdagangan Partogi Pangaribuan diperiksa tim Penyidik Subdit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Dit Reskrimsus Polda Metro Jaya. Partogi diperiksa sebagai saksi terkait kasus dugaan suap proses dwelling time peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Ya benar sedang ada pemeriksaan terhadap Partogi Pangaribuan. Masih dalam proses pemeriksaan," ujar ‎Kasubdit V Tipikor Dit Reskrimsus AKBP Adjie Indra Dwiatma saat dihubungi di Jakarta, Kamis (30/7/2015).

Partogi menjalani pemeriksaan dalam kapasitasnya sebagai saksi kasus dugaan suap dwelling time peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok. Ia diminta menjelaskan uang yang disita dari salah satu staf Dirjen Daglu saat penggeledahan oleh tim penyidik Reskrimsus Polda Metro Jaya, Selasa 28 Juli 2015.

Dalam penggeledah‎ itu, polisi menyita uang senilai US$ 40 ribu. Uang tersebut disita dari salah satu staf Kepala Seksi di Direktorat Jenderal Daglu Kemendag berinisial R.

Kontribusi Dahsyat Galangan Kapal Mariana Bahagia untuk Indonesia - See more at: http://beritatrans.com/2015/03/01/kontribusi-dahsyat-galangan-kapal-mariana-bahagia-untuk-indonesia/#sthash.5t2sSK83.dpuf

mariana bahagia

DI tengah dinamika mobilitas jutaan orang dan kendaraan setiap tahun menggunakan jasa kapal feri, terdapat kontribusi dahsyat dari galangan kapal dalam negeri. Adalah Mariana Bahagia menjadi bagian terpenting dari kekuatan ekonomi nasional dalam membuat kapal, yang dipergunakan sebagian penduduk Indonesia dalam mobilitas sehari-hari.
Galangan kapal dengan workshop di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, tersebut masuk dalam catatan sejarah emas Indonesia sebagai kekuatan ekonomi nasional yang memberikan sumbangsih besar terhadap pergerakan penduduk dan arus logistik. Pada sisi lain, galangan kapal PT Mariana Bahagia juga menjadi komponen penting dalam program pemerintah membangun tol laut.
Eksistensi PT Mariana Bahagia sekaligus membuktikan industri galangan kapal nasional mampu membuat kapal untuk kebutuhan dalam negeri. Galangan kapal ini dengan kekuatan SDM dalam negeri juga membuktikan ketangguhannya dalam bergerak secara atraktif berusaha di sektor maritim.
“Kami merasa terhormat sekaligus berterima kasih kepada Kementerian Perhubungan dan perusahaan pelayaran atas kepercayaan kepada kami untuk membangun kapal untuk dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kami juga bangga menjadi komponen bangsa yang dapat mengkaryakan anak bangsa dan menyajikan karya mereka kepada Indonesia tercinta,” tutur Direktur Utama PT Mariana Bahagia Johnson W. Sutjipto kepada beritatrans.com, Minggu (1/3/2015).
Salah satu kapal produksi PT Mariana Bahagia adalah KMP Sembuku, yang diresmikan operasionalnya oleh Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Selasa (19/8/2014). Kapal 5.000 GT yang didanai dari APBN melalui DIPA Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tahun 2012-2014 ini beroperasi melayani rute penyeberangan Merak-Bakauheuni. “Kapal ini memiliki panjang 109,40 meter dan lebar 19,60 meter lalu tinggi 5,60 meter. Kapal bisa menampung 812 orang. Lalu 26 unit trailer, 2 unit tronton, 37 truk medium dan 77 kendaraan pribadi jenis sedan,” ungkap menteri perhubungan.
Galangan Kapal Mariana Bahagia didirikan pada Agustus tahun 1980 oleh kelompok pengusaha pelayaran nasional, antara lain PT. Pelayaran “Salam Bahagia”, PT. Pelayaran “Salam Sejahtera”, dan PT. Pelayaran “Laut Kumala”. Perusahaan ini didirikan bertujuan untuk mendukung perawatan dan perbaikan armada ketiga perusahaan pelayaran tersebut. Ketiga perusahaan pelayaran ini bergerak di bidang angkutan general cargo rute dalam negeri dan internasional.
Galangan initerletak di Sungai Musi, Sumatera Selatan, dan dapat diakses melalui darat yaitu terletak di Jalan Sabar Jaya, kecamatan Mariana,Kabupaten Bayuasin atau kira-kira 30 KM dari Bandar Sultan Badarudin, Palembang. PT. Mariana Bahagia memiliki lahan seluas 5 ha. Sejak awal pembangunannya sudah dilengkapi dengan 3 unit slipways berkapasitas 1,000 DWT (dead weight ton) untuk melaksanakan perawatan dan perbaikan kapal.
Awal program pembangunan kapal di PT Mariana Bahagia dimulai dengan membangun kapal-kapal jenis khusus untuk angkutan offshore seperti well service vessels, tugs & oil barges, utility vessels, AHT (anchor handling tugs) dan offshore structure yang dipesan oleh perusahaan pelayaran di bidang offshore seperti PT. Bhaita, PT. Cumawis, PT. OSCO UTAMA, PT. Wintermar, PT. Arial Niaga Nusantara, PT Sentosasegara Mulia Shipping, Petro China (Jabung) Ltd dan Seacove Overseas Ltd. Alhamdulillah hingga kini semua target penyerahan / delivery kapal tidak pernah mengalami keterlambatan.
Pada tahun 2002, PTMariana Bahagia mulai membangun kapal-kapal jenis RORO pesanan Direktur Jenderal Perhubungan Darat, kemudian pada tahun 2004 PT Mariana Bahagia mulai membangun kapal-kapal jenis MULTI-PURPOSE dan kapal-kapal jenis penumpang & barang pesanan Pemerintah Provinsi Papua dan beberapa Pemerintah Kabupaten di Papua. Pada tahun 2010, PT. Mariana Bahagia mulai membangun kapal jenis PERINTIS pesanan Direktur Jenderan Perhubungan Laut, Kemenhub.
Pada tahun 2004, PT Mariana Bahagia mulai membangun kapal-kapal jenis Anchor Handling Tugs (AHT) yang pada saat itu belum pernah dibangun oleh galangan kapal di Indonesia selain galangan kapal di Pulau Batam. Kapal yang diberi nama AHT Bintang Natuna pesanan PT Sentosasegara Mulia Shipping dibangun dengan klassifikasi nasional, Biro Klassifikasi Indonesia.
Pada tahun 2011, PT. Mariana Bahagia telah berhasil melakukan export perdananya yaitu 1 unit AHT berukuran 5,200 HP yang diberi nama AHT Seacove Knight dengan klassifikasi American Berau of Shipping (ABS) kepada perusahaan SEACOVE OVERSEAS LTD senilai USD 6 juta.
Pada tahun 2012, PT. Mariana Bahagia menyerahkan 1 unit pembangunan kapal baru yaitu:
1. KMP. Tatihu, Kapal RORO type 750 GT, pesanan Ditjen Perhubungan Darat senilai Rp. 33,482 miliar
Pada tahun 2013, PT. Mariana Bahagia menyerahkan 2 unit pembangunan kapal baru yaitu:
1. AHT SEACOVE NOBLE, AHT 3,500 HP (EXPORT) pesanan Seacove Overseas Ltd senilai USD 4,95 juta
2. TB. MERAK, Tugboat 3,200 HP, pesanan Ditjen Perhubungan Darat senilai Rp. 34,999 miliar
Pada tahun 2014, PT. Mariana Bahagia menyerahkan 4 unit kapal baru yaitu:
1.SEACOVE PEARL, Utility Boat 1,600 HP (EXPORT) pesanan Seacove Overseas Ltd senilai USD 3,465 juta
2. KM SABUK NUSANTARA 41, Kapal Perintis type 1,200 DWT, pesanan Ditjen Perhubungan Laut senilai Rp. 48,5 miliar
3. KM SABUK NUSANTARA 50, Kapal Perintis type 1,200 DWT pesanan Ditjen Perhubungan Laut senilai Rp. 48,999 miliar
4. KM SEBUKU, Kapal RORO TYPE 5.000 GRT, pesanan Dirjen Perhubungan Darat senilai Rp. 161 miliar
KMP Sebuku adalah Kapal RORO berbobot 5,000 GT dan merupakan kapal RORO yang terbesar yang pernah dipesan oleh Pemerintah Indonesia serta dibangun di galangan kapal nasional. Kapal ini memiliki LOA: 109,4 M, LBP: 19,6 M, D: 5,6 M yang berkemampuan mengangkut penumpang sebanyak 812 orang, kendaraan trailer sebanyak 28 unit, kendaraan truk medium sebanyak 35 unit dan kendaraan sedan sebanyak 63 unit.
Saat ini PT Mariana Bahagia memiliki book order senilai kurang lebih USD 13,4 juta untuk 4 (empat) unit kapal yang mana semuanya akan di export dan diserahterimakan pada tahun 2015, yaitu:
A. 1 unit AHT 4,200 HP pesanan Excel Ocean Global LTD senilai USD 5,9 juta
B. 2 unit double hull oil barge pesanan Precision Towage Holding LTD senilai USD 2,499 juta
C. 1 unit utility 2,800 HP pesanan Prow Offshore PTE LTD senilai USD 5 juta
DOCKING KAPAL
Bermodal 3 unit slipway berbobot 1.000 DWT, PT Mariana Bahagia dapat melakukan perawatan atas kapal-kapal jenis RORO,tug & barge, dan utility vessels yang kesemuanya tidak melebihi kapasitas 1.000 DWT sehingga jumlah perawatan kapal tersebut, tidak begitu signifikan dan terbatas terutama dengan berkembangnya angkutan laut batu baru dengan kapal-kapal yang berukuran hingga 12.000 DWT (360’)
Rancang Bangun – bermodalkan pengalaman pembangunan kapal baru dan sebagai pemilik dan operator kapal niaga nasional, PT Mariana Bahagia senantiasa menjual produk-produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Sejak tahun 2004, PT Mariana Bahagia banyak memberikan solusi transportasi untuk Pemerintah Papua dan beberapa Pemerintah Kabupaten di Papua, antara lain:
1. Kapal Multi-Purpose: Provinsi Papua terkenal dengan mahalnya biaya logistik sehingga kelangkaan/mahalnya BBM dan semen menjadi faktor utama penghambat pembangunan disana PT. Mariana Bahagia bersama Pemerintah Provinsi Papua dan beberapa Pemerintah Kabupaten di Papua merancang dan membangun beberapa unit kapal multi-purpose untuk menjawab tantangan itu. Kapal multi-purpose harus dapat mengangkut BBM, alat berat dan kebutuhan logistik lainnya serta harus mampu menjelajahi sungai-sungai yang sempit dan dangkal di Papua.
Salah satu contohnya saat ini BBM, semen dan peralatan berat dapat diangkut ke Puncak Jaya, Kabupaten Yakuhimo, Papua melalui kapal yang diberi nama “YAKUHIMO”, sehingga pengangkutan kapal logistik tersebut tidak menggunakan pesawat terbang lagi. Akhirnya biaya logistiknya menjadi turun drastis dan pembangunan daerah dapat terlaksana dengan tepat sasaran.
2. Kapal Putih Mini: Masyarakat Indonesia bagian Timur menyebutnya kapal PELNI sebagai kapal putih, PT Mariana Bahagia membantu menjawab tantangan Pemerintah Provinsi Papua dengan merancang dan membangun 1 unit Kapal Putih Mini yang diberi nama “PAPUA BARU”. KM PAPUA BARU berbobot 1.200 GRT dapat mengangkut 400 penumpang dan terbagi dalam beberapa kelas yang menyerupai kapal-kapal PELNI buatan Jerman dengan harga yang sangat murah yaitu Rp45 miliar, jika dibandingkan dengan kapal PELNI yang berkapasitas 3,000 penumpang dan price tag diatas Rp1 triliun.
Saat ini hasil rancang bangun yang dibuat oleh PT Mariana Bahagia sudah menjadi desain yang dipakai oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan sudah ada belasan unit yang dibangun saat ini untuk mendukung program keperintisan.(awe).
- See more at: http://beritatrans.com/2015/03/01/kontribusi-dahsyat-galangan-kapal-mariana-bahagia-untuk-indonesia/#sthash.5t2sSK83.dpuf


DI tengah dinamika mobilitas jutaan orang dan kendaraan setiap tahun menggunakan jasa kapal feri, terdapat kontribusi dahsyat dari galangan kapal dalam negeri. Adalah Mariana Bahagia menjadi bagian terpenting dari kekuatan ekonomi nasional dalam membuat kapal, yang dipergunakan sebagian penduduk Indonesia dalam mobilitas sehari-hari.
Galangan kapal dengan workshop di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, tersebut masuk dalam catatan sejarah emas Indonesia sebagai kekuatan ekonomi nasional yang memberikan sumbangsih besar terhadap pergerakan penduduk dan arus logistik. Pada sisi lain, galangan kapal PT Mariana Bahagia juga menjadi komponen penting dalam program pemerintah membangun tol laut.
Eksistensi PT Mariana Bahagia sekaligus membuktikan industri galangan kapal nasional mampu membuat kapal untuk kebutuhan dalam negeri. Galangan kapal ini dengan kekuatan SDM dalam negeri juga membuktikan ketangguhannya dalam bergerak secara atraktif berusaha di sektor maritim.
“Kami merasa terhormat sekaligus berterima kasih kepada Kementerian Perhubungan dan perusahaan pelayaran atas kepercayaan kepada kami untuk membangun kapal untuk dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kami juga bangga menjadi komponen bangsa yang dapat mengkaryakan anak bangsa dan menyajikan karya mereka kepada Indonesia tercinta,” tutur Direktur Utama PT Mariana Bahagia Johnson W. Sutjipto kepada beritatrans.com, Minggu (1/3/2015).
Salah satu kapal produksi PT Mariana Bahagia adalah KMP Sembuku, yang diresmikan operasionalnya oleh Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Selasa (19/8/2014). Kapal 5.000 GT yang didanai dari APBN melalui DIPA Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tahun 2012-2014 ini beroperasi melayani rute penyeberangan Merak-Bakauheuni. “Kapal ini memiliki panjang 109,40 meter dan lebar 19,60 meter lalu tinggi 5,60 meter. Kapal bisa menampung 812 orang. Lalu 26 unit trailer, 2 unit tronton, 37 truk medium dan 77 kendaraan pribadi jenis sedan,” ungkap menteri perhubungan.
Galangan Kapal Mariana Bahagia didirikan pada Agustus tahun 1980 oleh kelompok pengusaha pelayaran nasional, antara lain PT. Pelayaran “Salam Bahagia”, PT. Pelayaran “Salam Sejahtera”, dan PT. Pelayaran “Laut Kumala”. Perusahaan ini didirikan bertujuan untuk mendukung perawatan dan perbaikan armada ketiga perusahaan pelayaran tersebut. Ketiga perusahaan pelayaran ini bergerak di bidang angkutan general cargo rute dalam negeri dan internasional.
Galangan initerletak di Sungai Musi, Sumatera Selatan, dan dapat diakses melalui darat yaitu terletak di Jalan Sabar Jaya, kecamatan Mariana,Kabupaten Bayuasin atau kira-kira 30 KM dari Bandar Sultan Badarudin, Palembang. PT. Mariana Bahagia memiliki lahan seluas 5 ha. Sejak awal pembangunannya sudah dilengkapi dengan 3 unit slipways berkapasitas 1,000 DWT (dead weight ton) untuk melaksanakan perawatan dan perbaikan kapal.
Awal program pembangunan kapal di PT Mariana Bahagia dimulai dengan membangun kapal-kapal jenis khusus untuk angkutan offshore seperti well service vessels, tugs & oil barges, utility vessels, AHT (anchor handling tugs) dan offshore structure yang dipesan oleh perusahaan pelayaran di bidang offshore seperti PT. Bhaita, PT. Cumawis, PT. OSCO UTAMA, PT. Wintermar, PT. Arial Niaga Nusantara, PT Sentosasegara Mulia Shipping, Petro China (Jabung) Ltd dan Seacove Overseas Ltd. Alhamdulillah hingga kini semua target penyerahan / delivery kapal tidak pernah mengalami keterlambatan.
Pada tahun 2002, PTMariana Bahagia mulai membangun kapal-kapal jenis RORO pesanan Direktur Jenderal Perhubungan Darat, kemudian pada tahun 2004 PT Mariana Bahagia mulai membangun kapal-kapal jenis MULTI-PURPOSE dan kapal-kapal jenis penumpang & barang pesanan Pemerintah Provinsi Papua dan beberapa Pemerintah Kabupaten di Papua. Pada tahun 2010, PT. Mariana Bahagia mulai membangun kapal jenis PERINTIS pesanan Direktur Jenderan Perhubungan Laut, Kemenhub.
Pada tahun 2004, PT Mariana Bahagia mulai membangun kapal-kapal jenis Anchor Handling Tugs (AHT) yang pada saat itu belum pernah dibangun oleh galangan kapal di Indonesia selain galangan kapal di Pulau Batam. Kapal yang diberi nama AHT Bintang Natuna pesanan PT Sentosasegara Mulia Shipping dibangun dengan klassifikasi nasional, Biro Klassifikasi Indonesia.
Pada tahun 2011, PT. Mariana Bahagia telah berhasil melakukan export perdananya yaitu 1 unit AHT berukuran 5,200 HP yang diberi nama AHT Seacove Knight dengan klassifikasi American Berau of Shipping (ABS) kepada perusahaan SEACOVE OVERSEAS LTD senilai USD 6 juta.
Pada tahun 2012, PT. Mariana Bahagia menyerahkan 1 unit pembangunan kapal baru yaitu:
1. KMP. Tatihu, Kapal RORO type 750 GT, pesanan Ditjen Perhubungan Darat senilai Rp. 33,482 miliar
Pada tahun 2013, PT. Mariana Bahagia menyerahkan 2 unit pembangunan kapal baru yaitu:
1. AHT SEACOVE NOBLE, AHT 3,500 HP (EXPORT) pesanan Seacove Overseas Ltd senilai USD 4,95 juta
2. TB. MERAK, Tugboat 3,200 HP, pesanan Ditjen Perhubungan Darat senilai Rp. 34,999 miliar
Pada tahun 2014, PT. Mariana Bahagia menyerahkan 4 unit kapal baru yaitu:
1.SEACOVE PEARL, Utility Boat 1,600 HP (EXPORT) pesanan Seacove Overseas Ltd senilai USD 3,465 juta
2. KM SABUK NUSANTARA 41, Kapal Perintis type 1,200 DWT, pesanan Ditjen Perhubungan Laut senilai Rp. 48,5 miliar
3. KM SABUK NUSANTARA 50, Kapal Perintis type 1,200 DWT pesanan Ditjen Perhubungan Laut senilai Rp. 48,999 miliar
4. KM SEBUKU, Kapal RORO TYPE 5.000 GRT, pesanan Dirjen Perhubungan Darat senilai Rp. 161 miliar
KMP Sebuku adalah Kapal RORO berbobot 5,000 GT dan merupakan kapal RORO yang terbesar yang pernah dipesan oleh Pemerintah Indonesia serta dibangun di galangan kapal nasional. Kapal ini memiliki LOA: 109,4 M, LBP: 19,6 M, D: 5,6 M yang berkemampuan mengangkut penumpang sebanyak 812 orang, kendaraan trailer sebanyak 28 unit, kendaraan truk medium sebanyak 35 unit dan kendaraan sedan sebanyak 63 unit.
Saat ini PT Mariana Bahagia memiliki book order senilai kurang lebih USD 13,4 juta untuk 4 (empat) unit kapal yang mana semuanya akan di export dan diserahterimakan pada tahun 2015, yaitu:
A. 1 unit AHT 4,200 HP pesanan Excel Ocean Global LTD senilai USD 5,9 juta
B. 2 unit double hull oil barge pesanan Precision Towage Holding LTD senilai USD 2,499 juta
C. 1 unit utility 2,800 HP pesanan Prow Offshore PTE LTD senilai USD 5 juta
DOCKING KAPAL
Bermodal 3 unit slipway berbobot 1.000 DWT, PT Mariana Bahagia dapat melakukan perawatan atas kapal-kapal jenis RORO,tug & barge, dan utility vessels yang kesemuanya tidak melebihi kapasitas 1.000 DWT sehingga jumlah perawatan kapal tersebut, tidak begitu signifikan dan terbatas terutama dengan berkembangnya angkutan laut batu baru dengan kapal-kapal yang berukuran hingga 12.000 DWT (360’)
Rancang Bangun – bermodalkan pengalaman pembangunan kapal baru dan sebagai pemilik dan operator kapal niaga nasional, PT Mariana Bahagia senantiasa menjual produk-produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Sejak tahun 2004, PT Mariana Bahagia banyak memberikan solusi transportasi untuk Pemerintah Papua dan beberapa Pemerintah Kabupaten di Papua, antara lain:
1. Kapal Multi-Purpose: Provinsi Papua terkenal dengan mahalnya biaya logistik sehingga kelangkaan/mahalnya BBM dan semen menjadi faktor utama penghambat pembangunan disana PT. Mariana Bahagia bersama Pemerintah Provinsi Papua dan beberapa Pemerintah Kabupaten di Papua merancang dan membangun beberapa unit kapal multi-purpose untuk menjawab tantangan itu. Kapal multi-purpose harus dapat mengangkut BBM, alat berat dan kebutuhan logistik lainnya serta harus mampu menjelajahi sungai-sungai yang sempit dan dangkal di Papua.
Salah satu contohnya saat ini BBM, semen dan peralatan berat dapat diangkut ke Puncak Jaya, Kabupaten Yakuhimo, Papua melalui kapal yang diberi nama “YAKUHIMO”, sehingga pengangkutan kapal logistik tersebut tidak menggunakan pesawat terbang lagi. Akhirnya biaya logistiknya menjadi turun drastis dan pembangunan daerah dapat terlaksana dengan tepat sasaran.
2. Kapal Putih Mini: Masyarakat Indonesia bagian Timur menyebutnya kapal PELNI sebagai kapal putih, PT Mariana Bahagia membantu menjawab tantangan Pemerintah Provinsi Papua dengan merancang dan membangun 1 unit Kapal Putih Mini yang diberi nama “PAPUA BARU”. KM PAPUA BARU berbobot 1.200 GRT dapat mengangkut 400 penumpang dan terbagi dalam beberapa kelas yang menyerupai kapal-kapal PELNI buatan Jerman dengan harga yang sangat murah yaitu Rp45 miliar, jika dibandingkan dengan kapal PELNI yang berkapasitas 3,000 penumpang dan price tag diatas Rp1 triliun.
Saat ini hasil rancang bangun yang dibuat oleh PT Mariana Bahagia sudah menjadi desain yang dipakai oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan sudah ada belasan unit yang dibangun saat ini untuk mendukung program keperintisan.(awe). 
sumber :http://beritatrans.com/2015/03/01/kontribusi-dahsyat-galangan-kapal-mariana-bahagia-untuk-indonesia/

DI tengah dinamika mobilitas jutaan orang dan kendaraan setiap tahun menggunakan jasa kapal feri, terdapat kontribusi dahsyat dari galangan kapal dalam negeri. Adalah Mariana Bahagia menjadi bagian terpenting dari kekuatan ekonomi nasional dalam membuat kapal, yang dipergunakan sebagian penduduk Indonesia dalam mobilitas sehari-hari.
Galangan kapal dengan workshop di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, tersebut masuk dalam catatan sejarah emas Indonesia sebagai kekuatan ekonomi nasional yang memberikan sumbangsih besar terhadap pergerakan penduduk dan arus logistik. Pada sisi lain, galangan kapal PT Mariana Bahagia juga menjadi komponen penting dalam program pemerintah membangun tol laut.
Eksistensi PT Mariana Bahagia sekaligus membuktikan industri galangan kapal nasional mampu membuat kapal untuk kebutuhan dalam negeri. Galangan kapal ini dengan kekuatan SDM dalam negeri juga membuktikan ketangguhannya dalam bergerak secara atraktif berusaha di sektor maritim.
“Kami merasa terhormat sekaligus berterima kasih kepada Kementerian Perhubungan dan perusahaan pelayaran atas kepercayaan kepada kami untuk membangun kapal untuk dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kami juga bangga menjadi komponen bangsa yang dapat mengkaryakan anak bangsa dan menyajikan karya mereka kepada Indonesia tercinta,” tutur Direktur Utama PT Mariana Bahagia Johnson W. Sutjipto kepada beritatrans.com, Minggu (1/3/2015).
Salah satu kapal produksi PT Mariana Bahagia adalah KMP Sembuku, yang diresmikan operasionalnya oleh Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Selasa (19/8/2014). Kapal 5.000 GT yang didanai dari APBN melalui DIPA Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tahun 2012-2014 ini beroperasi melayani rute penyeberangan Merak-Bakauheuni. “Kapal ini memiliki panjang 109,40 meter dan lebar 19,60 meter lalu tinggi 5,60 meter. Kapal bisa menampung 812 orang. Lalu 26 unit trailer, 2 unit tronton, 37 truk medium dan 77 kendaraan pribadi jenis sedan,” ungkap menteri perhubungan.
Galangan Kapal Mariana Bahagia didirikan pada Agustus tahun 1980 oleh kelompok pengusaha pelayaran nasional, antara lain PT. Pelayaran “Salam Bahagia”, PT. Pelayaran “Salam Sejahtera”, dan PT. Pelayaran “Laut Kumala”. Perusahaan ini didirikan bertujuan untuk mendukung perawatan dan perbaikan armada ketiga perusahaan pelayaran tersebut. Ketiga perusahaan pelayaran ini bergerak di bidang angkutan general cargo rute dalam negeri dan internasional.
Galangan initerletak di Sungai Musi, Sumatera Selatan, dan dapat diakses melalui darat yaitu terletak di Jalan Sabar Jaya, kecamatan Mariana,Kabupaten Bayuasin atau kira-kira 30 KM dari Bandar Sultan Badarudin, Palembang. PT. Mariana Bahagia memiliki lahan seluas 5 ha. Sejak awal pembangunannya sudah dilengkapi dengan 3 unit slipways berkapasitas 1,000 DWT (dead weight ton) untuk melaksanakan perawatan dan perbaikan kapal.
Awal program pembangunan kapal di PT Mariana Bahagia dimulai dengan membangun kapal-kapal jenis khusus untuk angkutan offshore seperti well service vessels, tugs & oil barges, utility vessels, AHT (anchor handling tugs) dan offshore structure yang dipesan oleh perusahaan pelayaran di bidang offshore seperti PT. Bhaita, PT. Cumawis, PT. OSCO UTAMA, PT. Wintermar, PT. Arial Niaga Nusantara, PT Sentosasegara Mulia Shipping, Petro China (Jabung) Ltd dan Seacove Overseas Ltd. Alhamdulillah hingga kini semua target penyerahan / delivery kapal tidak pernah mengalami keterlambatan.
Pada tahun 2002, PTMariana Bahagia mulai membangun kapal-kapal jenis RORO pesanan Direktur Jenderal Perhubungan Darat, kemudian pada tahun 2004 PT Mariana Bahagia mulai membangun kapal-kapal jenis MULTI-PURPOSE dan kapal-kapal jenis penumpang & barang pesanan Pemerintah Provinsi Papua dan beberapa Pemerintah Kabupaten di Papua. Pada tahun 2010, PT. Mariana Bahagia mulai membangun kapal jenis PERINTIS pesanan Direktur Jenderan Perhubungan Laut, Kemenhub.
Pada tahun 2004, PT Mariana Bahagia mulai membangun kapal-kapal jenis Anchor Handling Tugs (AHT) yang pada saat itu belum pernah dibangun oleh galangan kapal di Indonesia selain galangan kapal di Pulau Batam. Kapal yang diberi nama AHT Bintang Natuna pesanan PT Sentosasegara Mulia Shipping dibangun dengan klassifikasi nasional, Biro Klassifikasi Indonesia.
Pada tahun 2011, PT. Mariana Bahagia telah berhasil melakukan export perdananya yaitu 1 unit AHT berukuran 5,200 HP yang diberi nama AHT Seacove Knight dengan klassifikasi American Berau of Shipping (ABS) kepada perusahaan SEACOVE OVERSEAS LTD senilai USD 6 juta.
Pada tahun 2012, PT. Mariana Bahagia menyerahkan 1 unit pembangunan kapal baru yaitu:
1. KMP. Tatihu, Kapal RORO type 750 GT, pesanan Ditjen Perhubungan Darat senilai Rp. 33,482 miliar
Pada tahun 2013, PT. Mariana Bahagia menyerahkan 2 unit pembangunan kapal baru yaitu:
1. AHT SEACOVE NOBLE, AHT 3,500 HP (EXPORT) pesanan Seacove Overseas Ltd senilai USD 4,95 juta
2. TB. MERAK, Tugboat 3,200 HP, pesanan Ditjen Perhubungan Darat senilai Rp. 34,999 miliar
Pada tahun 2014, PT. Mariana Bahagia menyerahkan 4 unit kapal baru yaitu:
1.SEACOVE PEARL, Utility Boat 1,600 HP (EXPORT) pesanan Seacove Overseas Ltd senilai USD 3,465 juta
2. KM SABUK NUSANTARA 41, Kapal Perintis type 1,200 DWT, pesanan Ditjen Perhubungan Laut senilai Rp. 48,5 miliar
3. KM SABUK NUSANTARA 50, Kapal Perintis type 1,200 DWT pesanan Ditjen Perhubungan Laut senilai Rp. 48,999 miliar
4. KM SEBUKU, Kapal RORO TYPE 5.000 GRT, pesanan Dirjen Perhubungan Darat senilai Rp. 161 miliar
KMP Sebuku adalah Kapal RORO berbobot 5,000 GT dan merupakan kapal RORO yang terbesar yang pernah dipesan oleh Pemerintah Indonesia serta dibangun di galangan kapal nasional. Kapal ini memiliki LOA: 109,4 M, LBP: 19,6 M, D: 5,6 M yang berkemampuan mengangkut penumpang sebanyak 812 orang, kendaraan trailer sebanyak 28 unit, kendaraan truk medium sebanyak 35 unit dan kendaraan sedan sebanyak 63 unit.
Saat ini PT Mariana Bahagia memiliki book order senilai kurang lebih USD 13,4 juta untuk 4 (empat) unit kapal yang mana semuanya akan di export dan diserahterimakan pada tahun 2015, yaitu:
A. 1 unit AHT 4,200 HP pesanan Excel Ocean Global LTD senilai USD 5,9 juta
B. 2 unit double hull oil barge pesanan Precision Towage Holding LTD senilai USD 2,499 juta
C. 1 unit utility 2,800 HP pesanan Prow Offshore PTE LTD senilai USD 5 juta
DOCKING KAPAL
Bermodal 3 unit slipway berbobot 1.000 DWT, PT Mariana Bahagia dapat melakukan perawatan atas kapal-kapal jenis RORO,tug & barge, dan utility vessels yang kesemuanya tidak melebihi kapasitas 1.000 DWT sehingga jumlah perawatan kapal tersebut, tidak begitu signifikan dan terbatas terutama dengan berkembangnya angkutan laut batu baru dengan kapal-kapal yang berukuran hingga 12.000 DWT (360’)
Rancang Bangun – bermodalkan pengalaman pembangunan kapal baru dan sebagai pemilik dan operator kapal niaga nasional, PT Mariana Bahagia senantiasa menjual produk-produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Sejak tahun 2004, PT Mariana Bahagia banyak memberikan solusi transportasi untuk Pemerintah Papua dan beberapa Pemerintah Kabupaten di Papua, antara lain:
1. Kapal Multi-Purpose: Provinsi Papua terkenal dengan mahalnya biaya logistik sehingga kelangkaan/mahalnya BBM dan semen menjadi faktor utama penghambat pembangunan disana PT. Mariana Bahagia bersama Pemerintah Provinsi Papua dan beberapa Pemerintah Kabupaten di Papua merancang dan membangun beberapa unit kapal multi-purpose untuk menjawab tantangan itu. Kapal multi-purpose harus dapat mengangkut BBM, alat berat dan kebutuhan logistik lainnya serta harus mampu menjelajahi sungai-sungai yang sempit dan dangkal di Papua.
Salah satu contohnya saat ini BBM, semen dan peralatan berat dapat diangkut ke Puncak Jaya, Kabupaten Yakuhimo, Papua melalui kapal yang diberi nama “YAKUHIMO”, sehingga pengangkutan kapal logistik tersebut tidak menggunakan pesawat terbang lagi. Akhirnya biaya logistiknya menjadi turun drastis dan pembangunan daerah dapat terlaksana dengan tepat sasaran.
2. Kapal Putih Mini: Masyarakat Indonesia bagian Timur menyebutnya kapal PELNI sebagai kapal putih, PT Mariana Bahagia membantu menjawab tantangan Pemerintah Provinsi Papua dengan merancang dan membangun 1 unit Kapal Putih Mini yang diberi nama “PAPUA BARU”. KM PAPUA BARU berbobot 1.200 GRT dapat mengangkut 400 penumpang dan terbagi dalam beberapa kelas yang menyerupai kapal-kapal PELNI buatan Jerman dengan harga yang sangat murah yaitu Rp45 miliar, jika dibandingkan dengan kapal PELNI yang berkapasitas 3,000 penumpang dan price tag diatas Rp1 triliun.
Saat ini hasil rancang bangun yang dibuat oleh PT Mariana Bahagia sudah menjadi desain yang dipakai oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan sudah ada belasan unit yang dibangun saat ini untuk mendukung program keperintisan.(awe).
- See more at: http://beritatrans.com/2015/03/01/kontribusi-dahsyat-galangan-kapal-mariana-bahagia-untuk-indonesia/#sthash.5t2sSK83.dpuf
DI tengah dinamika mobilitas jutaan orang dan kendaraan setiap tahun menggunakan jasa kapal feri, terdapat kontribusi dahsyat dari galangan kapal dalam negeri. Adalah Mariana Bahagia menjadi bagian terpenting dari kekuatan ekonomi nasional dalam membuat kapal, yang dipergunakan sebagian penduduk Indonesia dalam mobilitas sehari-hari.
Galangan kapal dengan workshop di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, tersebut masuk dalam catatan sejarah emas Indonesia sebagai kekuatan ekonomi nasional yang memberikan sumbangsih besar terhadap pergerakan penduduk dan arus logistik. Pada sisi lain, galangan kapal PT Mariana Bahagia juga menjadi komponen penting dalam program pemerintah membangun tol laut.
Eksistensi PT Mariana Bahagia sekaligus membuktikan industri galangan kapal nasional mampu membuat kapal untuk kebutuhan dalam negeri. Galangan kapal ini dengan kekuatan SDM dalam negeri juga membuktikan ketangguhannya dalam bergerak secara atraktif berusaha di sektor maritim.
“Kami merasa terhormat sekaligus berterima kasih kepada Kementerian Perhubungan dan perusahaan pelayaran atas kepercayaan kepada kami untuk membangun kapal untuk dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kami juga bangga menjadi komponen bangsa yang dapat mengkaryakan anak bangsa dan menyajikan karya mereka kepada Indonesia tercinta,” tutur Direktur Utama PT Mariana Bahagia Johnson W. Sutjipto kepada beritatrans.com, Minggu (1/3/2015).
Salah satu kapal produksi PT Mariana Bahagia adalah KMP Sembuku, yang diresmikan operasionalnya oleh Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Selasa (19/8/2014). Kapal 5.000 GT yang didanai dari APBN melalui DIPA Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tahun 2012-2014 ini beroperasi melayani rute penyeberangan Merak-Bakauheuni. “Kapal ini memiliki panjang 109,40 meter dan lebar 19,60 meter lalu tinggi 5,60 meter. Kapal bisa menampung 812 orang. Lalu 26 unit trailer, 2 unit tronton, 37 truk medium dan 77 kendaraan pribadi jenis sedan,” ungkap menteri perhubungan.
Galangan Kapal Mariana Bahagia didirikan pada Agustus tahun 1980 oleh kelompok pengusaha pelayaran nasional, antara lain PT. Pelayaran “Salam Bahagia”, PT. Pelayaran “Salam Sejahtera”, dan PT. Pelayaran “Laut Kumala”. Perusahaan ini didirikan bertujuan untuk mendukung perawatan dan perbaikan armada ketiga perusahaan pelayaran tersebut. Ketiga perusahaan pelayaran ini bergerak di bidang angkutan general cargo rute dalam negeri dan internasional.
Galangan initerletak di Sungai Musi, Sumatera Selatan, dan dapat diakses melalui darat yaitu terletak di Jalan Sabar Jaya, kecamatan Mariana,Kabupaten Bayuasin atau kira-kira 30 KM dari Bandar Sultan Badarudin, Palembang. PT. Mariana Bahagia memiliki lahan seluas 5 ha. Sejak awal pembangunannya sudah dilengkapi dengan 3 unit slipways berkapasitas 1,000 DWT (dead weight ton) untuk melaksanakan perawatan dan perbaikan kapal.
Awal program pembangunan kapal di PT Mariana Bahagia dimulai dengan membangun kapal-kapal jenis khusus untuk angkutan offshore seperti well service vessels, tugs & oil barges, utility vessels, AHT (anchor handling tugs) dan offshore structure yang dipesan oleh perusahaan pelayaran di bidang offshore seperti PT. Bhaita, PT. Cumawis, PT. OSCO UTAMA, PT. Wintermar, PT. Arial Niaga Nusantara, PT Sentosasegara Mulia Shipping, Petro China (Jabung) Ltd dan Seacove Overseas Ltd. Alhamdulillah hingga kini semua target penyerahan / delivery kapal tidak pernah mengalami keterlambatan.
Pada tahun 2002, PTMariana Bahagia mulai membangun kapal-kapal jenis RORO pesanan Direktur Jenderal Perhubungan Darat, kemudian pada tahun 2004 PT Mariana Bahagia mulai membangun kapal-kapal jenis MULTI-PURPOSE dan kapal-kapal jenis penumpang & barang pesanan Pemerintah Provinsi Papua dan beberapa Pemerintah Kabupaten di Papua. Pada tahun 2010, PT. Mariana Bahagia mulai membangun kapal jenis PERINTIS pesanan Direktur Jenderan Perhubungan Laut, Kemenhub.
Pada tahun 2004, PT Mariana Bahagia mulai membangun kapal-kapal jenis Anchor Handling Tugs (AHT) yang pada saat itu belum pernah dibangun oleh galangan kapal di Indonesia selain galangan kapal di Pulau Batam. Kapal yang diberi nama AHT Bintang Natuna pesanan PT Sentosasegara Mulia Shipping dibangun dengan klassifikasi nasional, Biro Klassifikasi Indonesia.
Pada tahun 2011, PT. Mariana Bahagia telah berhasil melakukan export perdananya yaitu 1 unit AHT berukuran 5,200 HP yang diberi nama AHT Seacove Knight dengan klassifikasi American Berau of Shipping (ABS) kepada perusahaan SEACOVE OVERSEAS LTD senilai USD 6 juta.
Pada tahun 2012, PT. Mariana Bahagia menyerahkan 1 unit pembangunan kapal baru yaitu:
1. KMP. Tatihu, Kapal RORO type 750 GT, pesanan Ditjen Perhubungan Darat senilai Rp. 33,482 miliar
Pada tahun 2013, PT. Mariana Bahagia menyerahkan 2 unit pembangunan kapal baru yaitu:
1. AHT SEACOVE NOBLE, AHT 3,500 HP (EXPORT) pesanan Seacove Overseas Ltd senilai USD 4,95 juta
2. TB. MERAK, Tugboat 3,200 HP, pesanan Ditjen Perhubungan Darat senilai Rp. 34,999 miliar
Pada tahun 2014, PT. Mariana Bahagia menyerahkan 4 unit kapal baru yaitu:
1.SEACOVE PEARL, Utility Boat 1,600 HP (EXPORT) pesanan Seacove Overseas Ltd senilai USD 3,465 juta
2. KM SABUK NUSANTARA 41, Kapal Perintis type 1,200 DWT, pesanan Ditjen Perhubungan Laut senilai Rp. 48,5 miliar
3. KM SABUK NUSANTARA 50, Kapal Perintis type 1,200 DWT pesanan Ditjen Perhubungan Laut senilai Rp. 48,999 miliar
4. KM SEBUKU, Kapal RORO TYPE 5.000 GRT, pesanan Dirjen Perhubungan Darat senilai Rp. 161 miliar
KMP Sebuku adalah Kapal RORO berbobot 5,000 GT dan merupakan kapal RORO yang terbesar yang pernah dipesan oleh Pemerintah Indonesia serta dibangun di galangan kapal nasional. Kapal ini memiliki LOA: 109,4 M, LBP: 19,6 M, D: 5,6 M yang berkemampuan mengangkut penumpang sebanyak 812 orang, kendaraan trailer sebanyak 28 unit, kendaraan truk medium sebanyak 35 unit dan kendaraan sedan sebanyak 63 unit.
Saat ini PT Mariana Bahagia memiliki book order senilai kurang lebih USD 13,4 juta untuk 4 (empat) unit kapal yang mana semuanya akan di export dan diserahterimakan pada tahun 2015, yaitu:
A. 1 unit AHT 4,200 HP pesanan Excel Ocean Global LTD senilai USD 5,9 juta
B. 2 unit double hull oil barge pesanan Precision Towage Holding LTD senilai USD 2,499 juta
C. 1 unit utility 2,800 HP pesanan Prow Offshore PTE LTD senilai USD 5 juta
DOCKING KAPAL
Bermodal 3 unit slipway berbobot 1.000 DWT, PT Mariana Bahagia dapat melakukan perawatan atas kapal-kapal jenis RORO,tug & barge, dan utility vessels yang kesemuanya tidak melebihi kapasitas 1.000 DWT sehingga jumlah perawatan kapal tersebut, tidak begitu signifikan dan terbatas terutama dengan berkembangnya angkutan laut batu baru dengan kapal-kapal yang berukuran hingga 12.000 DWT (360’)
Rancang Bangun – bermodalkan pengalaman pembangunan kapal baru dan sebagai pemilik dan operator kapal niaga nasional, PT Mariana Bahagia senantiasa menjual produk-produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Sejak tahun 2004, PT Mariana Bahagia banyak memberikan solusi transportasi untuk Pemerintah Papua dan beberapa Pemerintah Kabupaten di Papua, antara lain:
1. Kapal Multi-Purpose: Provinsi Papua terkenal dengan mahalnya biaya logistik sehingga kelangkaan/mahalnya BBM dan semen menjadi faktor utama penghambat pembangunan disana PT. Mariana Bahagia bersama Pemerintah Provinsi Papua dan beberapa Pemerintah Kabupaten di Papua merancang dan membangun beberapa unit kapal multi-purpose untuk menjawab tantangan itu. Kapal multi-purpose harus dapat mengangkut BBM, alat berat dan kebutuhan logistik lainnya serta harus mampu menjelajahi sungai-sungai yang sempit dan dangkal di Papua.
Salah satu contohnya saat ini BBM, semen dan peralatan berat dapat diangkut ke Puncak Jaya, Kabupaten Yakuhimo, Papua melalui kapal yang diberi nama “YAKUHIMO”, sehingga pengangkutan kapal logistik tersebut tidak menggunakan pesawat terbang lagi. Akhirnya biaya logistiknya menjadi turun drastis dan pembangunan daerah dapat terlaksana dengan tepat sasaran.
2. Kapal Putih Mini: Masyarakat Indonesia bagian Timur menyebutnya kapal PELNI sebagai kapal putih, PT Mariana Bahagia membantu menjawab tantangan Pemerintah Provinsi Papua dengan merancang dan membangun 1 unit Kapal Putih Mini yang diberi nama “PAPUA BARU”. KM PAPUA BARU berbobot 1.200 GRT dapat mengangkut 400 penumpang dan terbagi dalam beberapa kelas yang menyerupai kapal-kapal PELNI buatan Jerman dengan harga yang sangat murah yaitu Rp45 miliar, jika dibandingkan dengan kapal PELNI yang berkapasitas 3,000 penumpang dan price tag diatas Rp1 triliun.
Saat ini hasil rancang bangun yang dibuat oleh PT Mariana Bahagia sudah menjadi desain yang dipakai oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan sudah ada belasan unit yang dibangun saat ini untuk mendukung program keperintisan.(awe).
- See more at: http://beritatrans.com/2015/03/01/kontribusi-dahsyat-galangan-kapal-mariana-bahagia-untuk-indonesia/#sthash.5t2sSK83.dpuf

Jalur Merak-Bakauheni Punya 3 Kapal Baru untuk 'Tol Laut'

Jalur Merak-Bakauheni Punya 3 Kapal Baru untuk Tol Laut
Dermaga VI Pelabuhan Bakauheni, Lampung dan 3 kapal penyebrangan Roll on Roll of (RoRo) Merak-Bakauheni diresmikan. Peresmian ini dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Sabtu (13/6/2015)

Tiga kapal RoRo berukuran 5000 GT yang diresmikan adalah KMP Batu Mandi, KMP Sebuku dan KMP Legundi dan akan dioperasikan untuk melayani lintas penyeberangan Merak-Bakauheni. Sementara, Dermaga VI yang baru, memiliki panjang 161 meter dan mampu melayan sandar kapal berukuran hingga 15000 GT.

Menhub Jonan mengatakan, dalam 5 tahun ke depan, kapal-kapal yang melintas di pelabuhan Merak-Bakauheni minimal berbobot 5.000 GT. Sedangkan kapal di bawah 5.000 GT dialihkan ke lintasan lain. apal-kapal dibawah 5000 GT akan dialihkan pada lintasan lain.

Apabila seluruh kapal yang beroperasi di lintasan Merak Bakauhheuni di atas 5000 GT, maka kapasitas angkut di lintasan Merak Bakauheuni menjadi lebih besar. Jika tidak akan dibutuhkan pembangunan dermaga-dermaga lain baik di pelabuhan Merak maupun pelabuhan Bakauheuni.

"Kalau kapasitas kapalnya tidak di perbesar, maka akan ada dermaga sampai 10," kata Jonan dalam siaran keterangan pers yang diterima, Minggu (14/6/2015).

Total investasi pembangunan Dermaga 6 Pelabuhan Bakauheuni yang memiliki panjang 142 meter dan lebar 25,5 meter dan kedalaman kolam -8,5 meeter senilai Rp 121 Miliar. Adapun investasi untuk 3 kapal senilai Rp 483 miliar atau masing-masing sekitar Rp 161 miliar.

"Pembangunan tiga kapal ini merupakan bukti keseriusan Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan pembangunan tol laut," kata Jonan
Sementara itu, DIrektur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Danang S Baskoro mengatakan, dengan diresmikannya dermaga dan 3 kapal RoRo baru ini, arus lalu lintas khususnya barang Jawa-Sumatera akan lebih lancar. Terlebih jika proyek tol Trans Sumatera sudah tersambung.

"Pengoperasian kapal dan dermaga baru ini juga akan menjadi infrastruktur penting untuk menghubungkan Tol Trans Sumatera dan Trans Jawa yang akan segera beroperasi, “ katanya.

KMP Batu Mandi, KMP Sebuku dan KMP Legundi merupakan kapal sejenis yang dibangun antara tahun 2012-2014 dengan menggunakan dana APBN.


Spesifikasi umum ketiga kapal:

Ukuran : 5330 GT
Panjang (LoA) : 109,40 meter
Kecepatanmaksimal : 17 knot
KapasitasPenumpang : 812 orang
KapasitasKendaraan : 142 unit
GalanganPembangun : PT. Daya Radar Utama (KMP BatuMandi),
PT. Mariana Bahagia (KMP Sebuku)
PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard (KMP Legundi)

Info teknis Dermaga VI Bakauheni

Panjang Total Dermaga : 161 meter
Fasilitas Sandar : Panjang : 142 meter
Lebar : 25,5 meter
Kedalamankolam : -8,5 meter
Fasilitas Bongkar Muat : Panjang : 16 meter
Lebar : 10,4 meter
Kapasitas : 60 ton
Kontraktor Pembangun : PT. Adhi Karya (Persero)

Sumber : http://finance.detik.com/read/2015/06/14/090447/2941714/4/jalur-merak-bakauheni-punya-3-kapal-baru-untuk-tol-laut

Jokowi Tinjau Galangan Kapal di Batam

Jokowi Tinjau Galangan Kapal di Batam
 Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Batam, Kepulauan Riau. Presiden Jokowi meninjau perusahaan galangan kapal PT Anggrek Hitam, yang bergerak di usaha Ship Building, Ship Repair and Marine Services.

Pantauan detikfinance, Minggu (21/6/2015), Jokowi yang mengenakan kemeja putih dan menggunakan helm keselamatan kerja berkeliling di lokasi galangan kapal. Jokowi memantau pembuatan kapal dan sesekali bersalaman dengan para pekerja.

Setelah berkeliling, Jokowi berdialog dengan pungusaha galangan kapal di Batam. Informasi yang dihimpun, ada 106 perushaan galangan kapal yang beroperasi di Batam yang merupakan investasi dari pengusaha dalam dan luar negeri.

PT Anggrek Hitam, didirikan pada 2008, merupakan anak perusahaan dari Holotan Pte Ltd (Singapura). Galangan kapal ini memiliki lahan seluas 10 hektar.

Perushaan ini memiliki spesifikasi untuk membuat floating cranes, accommodation bargee, work barges, tug boats, self propolled barges dan supply vessels. Saat ini pengerjaan proyek terakhir adalah kapal milik PT Pertamina dengan kapasitas 17.5000 DWT.

Jokowi didampingi oleh Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani, Wagub Kepulauan Riau HM Soerya Respationo, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menko PMK Puan Maharani, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, dan Mensos Khofifah Indar Parawansa.
sumber : http://finance.detik.com/read/2015/06/21/171143/2948175/4/jokowi-tinjau-galangan-kapal-di-batam

Kunker ke Batam, Jokowi larang beli kapal laut dari luar negeri


Kunker ke Batam, Jokowi larang beli kapal laut dari luar negeri
Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Kepulauan Riau menyatakan bakal melarang impor kapal karena industri galangan kapal dalam negeri sebenarnya mampu memenuhi kebutuhan.

"Tidak boleh lagi pesan ke luar, buat apa pesan ke luar negeri kalau dalam negeri bisa bikin," kata Jokowi dalam silaturahmi dan dialog dengan pelaku industri galangan kapal di PT Anggrek Hitam, Batam, Kepri, dikutip dari Antara, Minggu (21/6).

Jokowi mengatakan, setelah meninjau industri galangan kapal di Batam, dirinya menjadi terbuka bahwa dalam negeri mampu membangun kapal sendiri. "Saya nanti akan minta list (daftar) kebutuhan kapal oleh BUMN, kementerian, dan lembaga," katanya.

Dia menyebutkan, PT Anggrek Hitam sebagai perusahaan galangan kapal misalnya, mampu membangun semua jenis kapal, antara lain kapal penumpang, roro, kargo, dan tanker. "Kita bisa membangunnya sendiri," katanya.

Menurut dia, dengan adanya target membentuk poros maritim melalui tol laut sehingga ada konektivitas maka industri galangan kapal di Indonesia harus mendapatkan perhatian secara serius.

"Di Batam ada 104 perusahaan galangan kapal. Setelah pulang dari sini, saya akan kumpulkan BUMN, Kemenhan, Kemenhub, Kemen KKP, Pertamina, PN Gas, dan tidak boleh lagi pesan ke luar," katanya.

Jokowi menambahkan, kandungan lokal produk dalam negeri mungkin masih sekitar 40 persen, namun ia optimistis secara bertahap akan meningkat.

"Waktu ke Korea saya kagum, di sini lebih kagum, ternyata di sini juga bisa, industri ini bisa buat tanker 17.500 DWT, saya tidak ragu lagi," katanya.
sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/kunker-ke-batam-jokowi-larang-beli-kapal-laut-dari-luar-negeri.html

Naik Kapal 'Tol Laut' Lampung-Surabaya 41,5 Jam,

Naik Kapal Tol Laut Lampung-Surabaya 41,5 Jam, Ini Kata Sopir Truk
Kapal 'Tol Laut' pertama yakni Mutiara Persada III milik PT Atosim Lampung Pelayaran (ALP) mampu memangkas waktu tempuh Lampung-Surabaya 50% daripada perjalanan darat. Pengalaman naik kapal 'Tol Laut' selama 41,5 jam dituturkan oleh seorang sopir truk yang ikut dalam perjalanan tersebut.

Hari, seorang sopir truk tronton, satu dari 38 sopir lainnya yang merasakan pengalaman naik kapal 'tol laut' bersama truk dan angkutan barangnya.

Ia membenarkan bahwa perjalanan lewat laut memang lebih cepat dibandingkan perjalanan lewat darat dari Lampung-Surabaya. Bila lewat darat, harus menempuh selama 3-4 hari atau 72-96 jam. Sementara lewat laut hanya diperlukan waktu 41,5 jam.

"Memang sih cepat, dan bisa beristirahat lebih lama. Tapi saya bosan dan jenuh di dalam. Lagian belum ada TV-nya. Ada dudukan TV-nya tapi nggak ada TV-nya. Jadi nggak bisa nonton bola kemarin," kata Hari kepada detikFinance, di Pelabuhan Tanjung Perak, Jumat (8/5/2015).

Selain itu, yang disampaikan pria asal Lampung adalah makan yang dijatah. Hal itu berbeda dengan pengalamannya melalui perjalanan darat. "Kalau nyopir sendiri sih bisa berhenti di warung makan yang diinginkan," ujar Hari yang truknya membawa muatan jagung.

Keluhan mendasar Hari adalah pendapatannya yang berkurang. Tiket untuk truk tronton sekali jalan seharga Rp 4,6 juta, bila pulang pergi maka sudah Rp 9,2 juta biaya yang harus dikeluarkan. Sementara itu, untuk perjalanan darat hanya menghabiskan biaya Rp 8 juta pulang pergi.

"Uang makan dan uang lain-lain kepangkas," ujar pria 29 tahun ini".
Sementara itu, Suwadi juga mengatakan hal yang tak jauh beda. Pria 38 tahun itu cukup bosan di dalam kapal. "Di dalam cuma makan, tidur, makan, tidur," ujar Suwadi.

Pria asli Tulungagung itu juga mengeluhkan soal pendapatannya yang berkurang. Bila melalui perjalanan darat, hanya menghabiskan biaya total Rp 12,5 juta pulang pergi. Namun bila melalui laut, untuk tiket saja harus menghabiskan Rp 12 juta.

"Itu untuk tiketnya saja. Uang jalan dari pelabuhan ke Sidoarjo udah berapa. Belum biaya bongkar muat. Biayanya lebih banyak ketimbang lewat jalan darat," kata Suwadi.

Bila melalui perjalanan darat, Suwadi masih bisa membawa pulang uang sekitar Rp 500 ribu ke rumah. Tetapi untuk perjalanan laut, Suwadi mengaku bakalan tak membawa apa-apa.

"Untuk uang ceperan mungkin tak akan dapat kalau lewat laut. Tetapi untuk gaji, saya nggak tahu. Saya pikir perjalanan lewat laut ini menguntungkan bagi juragan (pengusaha), tapi tidak bagi pekerja (sopir). Semua teman saya di dalam juga bilang begitu," terang Suwadi.

Hari dan Suwadi tak bisa berbuat apa-apa, mereka percaya bahwa pemilik truk ke depannya sepertinya lebih suka memasukkan truknya ke kapal daripada melajukannya lewat darat.

"Kalau bisa tiketnya bisa dibikin lebih murah," pesan Suwadi.
sumber : http://finance.detik.com/read/2015/05/08/210224/2910325/4/naik-kapal-tol-laut-lampung-surabaya-415-jam-ini-kata-sopir-truk

Presiden Jokowi Resmikan Pelabuhan Tanjung Batu

Presiden Jokowi Resmikan Pelabuhan Tanjung Batu
Pemerintah Joko Widodo, terus berupaya untuk mendorong program percepatan pembangunan infrastruktur, khususnya untuk mempercepat implementasi tol laut (sea connectivity). 
Dalam sambutan di peresmian Pelabuhan Tanjung Batu, Bangka Belitung, Sabtu 20 Juni 2015, Presiden Joko Widodo menyampaikan, pelabuhan ini harus mampu memberikan pelayanan efisien dengan cara menekan dwelling time atau waktu bongkar muat barang.
Sebagai pelabuhan pengumpul, Tanjung Batu didukung kawasan industri seluas 500 hektare dengan areal pengembangan seluas 5.000 hektare. Konsep pelabuhan yang terpadu atau terintegrasi dengan kawasan industri akan memperpendek dwelling time sehingga dapat menurunkan biaya logistik.
Pelabuhan Tanjung Batu adalah pelabuhan seluas 76 hektar ini berada dalam posisi yang sangat strategis karena berdekatan dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I. Pelabuhan ini juga menyediakan Container Yard seluas 279 hektare dan mampu disandari kapal dengan kapasitas mencapai 10,000 DWT. Pengembangan kawasan Pelabuhan Tanjung Batu sendiri memakan waktu 15 tahun sejak dimulai pembangunannya pada tahun 2000.
Selain itu, pelabuhan ini diharapkan juga akan memperkuat Belitung sebagai daerah tujuan wisata di Indonesia, karena memiliki fasilitas yang cukup baik dan kedalaman laut yang bisa disinggahi kapal-kapal besar. 
Karena itu, Presiden Jokowi meminta pengoperasian Pelabuhan Tanjung Batu yang dilakukan KSOP Tanjung Pandan bersama Badan Usaha Pelabuhan (BUP) bisa membuka akses lebih luas dalam pengembangan potensi ekonomi daerah dan penyerapan tenaga kerja.
Usai meresmikan dan meninjau fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu, Presiden Jokowi melanjutkan kunjungannya dengan meninjau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Kelayang, Kabupaten Belitung. Ini adalah salah satu dari tujuh lokasi utama Pembangunan Infrastruktur Pariwisata Marina yang ditetapkan pemerintah.
Selain meresmikan Pelabuhan Tanjung Batu dan meninjau KEK Pariwisata Tanjung Kelayang Presiden Jokowi juga menyerahkan Kartu Asistensi Sosial untuk Penyandang Disabilitas Berat (ASPDB), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) di Desa Barru, Kecamatan Manggar, Belitung Timur.
sumber : http://nasional.news.viva.co.id/news/read/640698-presiden-jokowi-resmikan-pelabuhan-tanjung-batu